Makalah Cobalt dan Nikel
Terdapat beberapa
pendapat mengenai unsur transisi, tetapi pengertian yang lebih umum menyatakan
bahwa unsur transisi merupakan kelompok unsur yang terletak pada blok d di
dalam sistem periodik unsur. Berdasarkan pengertian ini, unsur transisi periode
keempat terdiri dari skandium (Sc), titanium (Ti), vanadium (V), kromium (Cr),
mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), dan zink (Zn).
Pendapat lain menyatakan bahwa unsur transisi adalah sekelompok unsur yang
mempunyai sekurang-kurangnya sebuah ion dengan orbital d belum terisi penuh dan
mempunyai sifat-sifat yang khas, misalnya ionnya berwarna, dapat membentuk
senyawa kompleks, serta titik didih dan titik leburnya yang relatif tinggi.
Berdasarkan pengertian ini, ada pendapat bahwa zink tidak termasuk unsur
transisi, sebab orbital d dari atom zink baik sebagai unsur bebas maupun
sebagai ion sudah terisi penuh. Selain itu, ion zink (II) tidak berwarna, serta
titik lebur dan titik didihnya relatif rendah.
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit
terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.Unsur
transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d
yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini
menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang
tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik,
warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks.
Unsur transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc),
Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co),
Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
Dalam satu periode dari kiri (Sc)
ke kanan (Zn), keelektronegatifan unsur hampir sama, tidak meningkat maupun
menurun secara signifikan. Selain itu, ukuran atom (jari-jari unsur) serta
energi ionisasi juga tidak mengalami perubahan signifikan. Oleh sebab itu,
dapat disimpulkan bahwa semua unsur transisi periode keempat memiliki sifat
kimia dan sifat fisika yang serupa. Hal ini berbeda dengan unsur utama yang
mengalami perubahan sifat yang sangat signifikan dalam satu periode.
Unsur transisi periode keempat
umumnya memiliki keelektronegatifan yang lebih besar dibandingkan unsur Alkali
maupun Alkali tanah, sehingga kereaktifan unsur transisi tersebut lebih rendah
bila dibandingkan Alkali maupun Alkali Tanah. Sebagian besar unsur transisi
periode keempat mudah teroksidasi (memiliki E°red negatif), kecuali
unsur Tembaga yang cenderung mudah tereduksi (E°Cu = + 0,34 V). Hal
ini berarti bahwa secara teoritis, sebagian besar unsur transisi periode
keempat dapat bereaksi dengan asam kuat (seperti HCl) menghasilkan gas
hidrogen, kecuali unsur Tembaga. Akan tetapi, pada kenyataanya, kebanyakan
unsur transisi periode keempat sulit atau bereaksi lambat dengan larutan asam
akibat terbentuknya lapisan oksida yang dapat menghalangi reaksi lebih lanjut.
Hal ini terlihat jelas pada unsur Kromium. Walaupun memiliki potensial standar
reduksi negatif, unsur ini sulit bereaksi dengan asam akibat terbentuknya
lapisan oksida (Cr2O3) yang inert. Sifat inilah yang
dimanfaatkan dalam proses perlindungan logam dari korosi (perkaratan).
Dibandingkan unsur Alkali dan
Alkali Tanah, unsur-unsur transisi periode keempat memiliki susunan atom yang
lebih rapat (closed packing). Akibatnya, unsur transisi tersebut
memiliki kerapatan (densitas) yang jauh lebih besar dibandingkan Alkali maupun
Alkali Tanah. Dengan demikian, ikatan logam (metallic bonds) yang
terjadi pada unsur transisi lebih kuat. Hal ini berdampak pada titik didih dan
titik leleh unsur transisi yang jauh lebih tinggi dibandingkan unsur logam
golongan utama. Selain itu, entalpi pelelehan dan entalpi penguapan unsur
transisi juga jauh lebih tinggi dibandingkan unsur logam golongan utama.
Unsur transisi periode keempat
memiliki tingkat oksidasi (bilangan oksidasi) yang bervariasi. Hal ini
disebabkan oleh tingkat energi subkulit 3d dan 4s yang hampir sama. Oleh sebab
itu, saat unsur transisi melepaskan elektron pada subkulit 4s membentuk ion
positif (kation), sejumlah elektron pada subkulit 3d akan ikut dilepaskan.
Bilangan oksidasi umum yang dijumpai pada tiap unsur transisi periode keempat
adalah +2 dan +3. Sementara, bilangan oksidasi tertinggi pada unsur transisi
periode keempat adalah +7 pada unsur Mangan (4s2 3d7).
Bilangan oksidasi rendah umumnya ditemukan pada ion Cr3+, Mn2+,
Fe2+, Fe3+, Cu+, dan Cu2+,
sedangkan bilangan oksidasi tinggi ditemukan pada anion oksida, seperti CrO42-,
Cr2O72-, dan MnO4-.
Sifat
– SifatUnsurTransisiPeriodeEmpat
A.
SifatFisis
I. Unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai sifat-sifat yang khas.
Sifat-sifat khas unsur-unsur transisi periode keempat antara lain :
a)
Unsur-unsur transisi bersifat logam, maka sering disebut logam transisi.
b)
Bersifat logam, maka mempunyai bilangan oksidasi positif dan pada umumnya
lebih dari satu.
c)
Banyak diantaranya dapat membentuk senyawa kompleks.
d)
Pada umumnya senyawanya berwarna.
e)
Beberapa diantaranya dapat
digunakan sebagai katalisator.
f)
Titik didih dan titik leburnya
sangat tinggi.
g)
Mudah dibuat lempengan atau kawat dan mengkilap.
h)
Sifatnya makin lunak dari kiri ke kanan.
i)
Dapat menghantarkan arus listrik.
j)
Persenyawaan dengan unsur lain
mempunyai oksida positif.
II. Senyawa yang
dibentuk pada umumnya berwarna. Hal ini disebabkan karena konfigurasi elektron
unsur transisi menempati sub kulit d, elektron-elektron
pada orbital d yang tidak penuh
memungkinkan untuk berpindah tempat. Elektron dengan energi rendah akan
berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi (tereksitasi) dengan menyerap
warna misalnya energi cahaya dengan panjang gelombang tertentu karena energi
yang diserap besarnya pun tertentu. Struktur elektron pada orbital d yang bebeda akan mengasilkan warna
yang pula.
Warna senyawa unsur-unsur transisi periode keempat
dengan bilangan oksidasi
Biloks
Unsur
|
+2
|
+3
|
+4
|
+5
|
+6
|
+7
|
Sc
|
-
|
Tidak
berwarna
|
Tidak
berwarna
|
-
|
-
|
-
|
Ti
|
-
|
Ungu
|
Biru
|
-
|
-
|
-
|
V
|
Ungu
|
Hijau
|
-
|
Merah
|
Jingga
|
-
|
Cr
|
Biru
|
Hijau
|
-
|
-
|
Hijau
|
-
|
Mn
|
Merah muda
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Ungu
|
Fe
|
Hijau muda
|
Kuning
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Co
|
Merah muda
|
Biru
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Ni
|
Hijau
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Cu
|
Biru
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Zn
|
Tidak
berwarna
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
III. Dapat membentuk ion kompleks, yaitu ion yang terdiri dari ion logam sebagai
ion pusat yang menyediakan orbital d,s, dan
p-nya yang kosong untuk
elektron-elektron yang berasal dari ion atau molekul yang diikatnya yang
disebut dengan ligan. Sebagai contoh, pada ion [PtCl6]2-,
bilangan oksidasi masing-masing ligan (ion Cl-) adalah -1. Dengan
demikian, bilangan oksidasi Pt (kation logam transisi) adalah +4. Contoh lain,
pada ion [Cu(NH3)4]2+, bilangan oksidasi
masing-masing ligan (molekul NH3) adalah 0 (nol). Dengan demikian,
bilangan oksidasi Cu (kation logam transisi) adalah +2.
ikatan
yang terjadi antara ion pusat dengan ligan, yaitu ikatan kovalen koordinasi.
Banyaknya pasangan elektron yang diterima oleh ion logam dinamakan bilangan koordinasi. Bilangan
koordinasi adalah jumlah ligan yang terikat pada kation logam transisi. Sebagai
contoh, bilangan koordinasi Ag+pada ion [Ag(NH3)2]+
adalah dua, bilangan koordinasi Cu2+ pada ion [Cu(NH3)4]2+
adalah empat, dan bilangan koordinasi Fe3+ pada ion [Fe(CN)6]3-
adalah enam. Bilangan koordinasi yang sering dijumpai adalah 4 dan 6.
B. Sifat Kimia
1. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom berkurang dari Sc ke Zn, hal ini berkaitan dengan semakin
bertambahnya elektron pada kulit 3d, maka semakin besar pula gaya tarik
intinya, sehingga jarak elektron pada jarak terluar ke inti semakin kecil.
2. Energi Ionisasi
Energi
ionisasi cenderung bertambah dari Sc ke Zn. Walaupun terjadi sedikit
fluktuatif, namun secara umum Ionization
Energy (IE) meningkat dari Sc ke Zn. Kalau kita perhatikan, ada sesuatu hal
yang unik terjadi pada pengisian elektron pada logam transisi. Setelah
pengisian elektron pada subkulit 3s dan 3p, pengisian dilanjutkan ke kulit 4s
tidak langsung ke 3d, sehingga kalium dan kalsium terlebih dahulu dibanding Sc.
Hal ini berdampak pada grafik energi ionisasinya yang fluktuatif dan selisih
nilai energi ionisasi antar atom yang berurutan tidak terlalu besar. Karena
ketika logam menjadi ion, maka elektron pada kulit 4s-lah yang terlebih dahulu
terionisasi.
3. Konfigurasi Elektron
Kecuali unsur
Cr dan Cu, Semua unsur transisi periode keempat mempunyai elektron pada kulit
terluar 4s2, sedangkan pada Cr dan Cu terdapat pada subkulit 4s1.
4. Bilangan Oksidasi
Senyawa-senyawa
unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu.
Walaupun unsur transisi memiliki beberapa bilangan oksidasi, keteraturan dapat
dikenali. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang memiliki lima elektron yakni
jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan saat semua elektron d (selain
elektron s) dikeluarkan. Jadi, dalam kasus skandium dengan konfigurasi elektron
(n-1) d1ns2, bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan
konfigurasi (n-1) d5ns2, akan berbilangan oksidasi
maksimum +7.
Bila jumlah
elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan konfigurasi
elektron (n-1) d6ns2, bilangan oksidasi utamanya adalah
+2 dan +3. Sangat jarang ditemui bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi
tertinggi sejumlah logam transisi penting seperti Kobal (Co), Nikel (Ni),
Tembaga (Cu) dan Zink (Zn) lebih rendah dari bilangan oksidasi atom yang
kehilangan semua elektron (n-1) d dan ns-nya. Di antara unsur-unsur yang ada
dalam golongan yang sama, semakin tinggi bilangan oksidasi semakin tinggi
unsur-unsur pada periode yang lebih besar.
LogamTransisiPeriodeEmpat
1.
Nikel
(Ni)
Nikelmerupakanunsurkimiametalikdalamtabelperiodik
yang memilikisimbol Ni dannomor atom 28. Nikelmempunyaisifattahan karat.
Dalamkeadaanmurni, nikelbersifatlembek, tetapijikadipadukandenganbesi, kromdanlogamlainnya,
dapatmembentukbajatahan karat yang keras, mudahditempa, sedikitferromagnetis,
danmerupakankonduktor yang agakbaikterhadappanasdanlistrik.
Nikeltergolongdalamgruplogambesi-kobalt, yang dapatmenghasilkan alloy yang
sangatberharga.
A.
SejarahNikel
Nikelditemukanoleh
A. F. Cronstedtpadatahun 1751, merupakanlogamberwarnaputihkeperak-perakan yang
berkilat, kerasdanmulur, tergolongdalamlogamperalihan,
sifattidakberubahbilaterkenaudara,
tahanterhadapoksidasidankemampuanmempertahankansifataslinya di bawahsuhu yang
ekstrim (Cotton danWilkinson, 1989)
B.
Sifat – sifatNikel
1)
Sifatfisis
·
Logamputihkeperak-perakan
yang berkilat
·
Keras
·
dapatditempadanditarik
·
feromagnetik
·
TL : 1420ºC, TD : 2900ºC
2)
Sifatkimia
§padasuhukamar,reaksidenganudaralambat
§jikadibakar,reaksiberlangsungcepatmembentukoksidaNiO
§dengan
Cl2 membentukKlorida (NiCl2)
§dengan
steam H2O membentukOksidaNiO
§denganHClencerdanasamsulfatencer,
reaksiberlangsunglambat
§denganasamnitratdanaquaregia,
Ni segeralarut
Ni + HNO3 → Ni(NO3)2 + NO + H2O
§tidakberaksidenganbasa
alkali
§bereaksidengan
H2S menghasilkanendapanhitam
§dalamlarutanakuatik
Ni[H2O]62+hijau
Keberadaan di alam
Nikel ditemukan dalam beberapa senyawa berikut ini.
Sebagai senyawa sulfida :
penladit (FeNiS), milerit (NiS)
Sebagai senyawa
arsen :
smaltit (NiCOFeAs2)
Sebagai senyawa
silikat : garnierit
(Ni.MgSiO3)
Potensinikelterdapat di Pulau Sulawesi,
Kalimantan bagiantenggara, Maluku, danPapua.Selainituterdapatjuga di
daerahPulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara (Malut)
Ternate.Nikeladalahkomponen yang
ditemukanbanyakdalammeteoritdanmenjadicirikomponen yang membedakanmeteoritdari
mineral lainnya. Meteoritbesiatausiderit, dapatmengandung alloy
besidanNikelberkadar 5-25%. Nikeldiperolehsecarakomersialdaripentlanditdanpirotit
di kawasan Sudbury Ontario, sebuahdaerah yang menghasilkan 30%
kebutuhanduniaakanNikel. Deposit Nikellainnyaditemukan di KaledoniaBaru,
Australia, Cuba, Indonesia.
C.
PersenyawaanNikeldanReaksinya
a) Senyawa
Ni (+2), Nikelo
Sifat
:jikaanhidrousmemilikiwarnakuningjikaada air memilikiwarnahijau
contoh : [Ni(H2O)6]2+
merupakanhidrat, memilikiwarnahijau.
1. NiOdanNi(OH)2NiO,
nikelooksida.
DipeolehdaripemanasanNi(OH)2
/ NiCO3 / NiNO3 tanpaudara
Sifat
:Jikadireaksikandengan alumina akanlarutdanmembentukendapanbirunikelooksida
alumina (NiO.Al2O3). Jikadireaksikandengan SnO2 akanmembentuk NiO.SnO2Larutan
garam Ni direaksikandenganlarutan alkali akanmembentukNi(OH)2 yangberwarnahijau
2. NiS
Dapatdiperolehdeganmemanaskan
Ni dan S bersama-samaataugaram Ni amoniakaldialiri H2S
Sifat:tidaklarutdalamasamlarutdalamaquaregia
(HCldalamKaliumperklorat),tidakdapatdiendapkandalamlarutanasam
b) Ni 3+ dan Ni 4+, Nikeli
Diperolehdenganmemanaskan
Ni. Karbonat / Ni. Nitratdenganudara
Ni karbonat / Ni nitrat:
Ni2O3 NiOReaksidenganamonia :
Ni2O3 + NH3 + H2O →
Ni(OH)2 + N2• Ni2O3 , NIKEL (III) OKSIDA (berupaserbukhitamataukelabu)
Reaksi :NaOH / NaHCO3 /
Na2CO3 + lar.garam Ni dipanaskandengan air bromberlebih /air
klorberlebihmenghasilkanendapanhitambiru
NiCl2 + NaOH + NaOCl → NiO2 . H2O (hitam) +
NaCl NiO2 + HCl → NiCl2 + Cl2 + H2O (denganHCl)NiO2 + H2SO4 → NiSO4 + H2O + O2
(dengan H2SO4)
D. Proses
PembuatanNikel
Nikel terbentuk
bersama mineral silikat kaya akan unsur Mg (ex;olivin). Olivin adalah jenis mineral
yang tidak stabil selama pelapukan berlangsung. Saprolite adalah produk
pelapukan pertama, meninggalkan sedikitnya 20% fabric dari batuan aslinya
(parent rock). Batas antara batuan dasar, saprolite dan wathering front tidak
jelas dan bahkan perubahannya gradasional. Endapan nikel laterite dicirikan
dengan adanya speroidal weathering sepanjang joints dan fractures ( boulder
saprolite). Selama pelapukan berlangsung, Mg larut dan Silika larut bersama
groundwater. Ini menyebabkan fabric dari batuan induknya is totally change.
Sebagai hasilnya, Fe-Oxide mendominasi dengan membentuk lapisan horizontal
diatas saprolite yang sekarang kita kenal sebagai Limonite. Benar bahwa Nikel
berasosiasi dengan Fe-Oxide terutama dari jenis Goethite. Rata-rata nikel
berjumlah 1.2 %.
proses kimia
dan fisika dari udara, air serta pergantian panas dingin yang bekerja kontinu,
menyebabkan disintegrasi dan dekomposisi pada batuan induk.Pada pelapukan kimia
khususnya, air tanah yang kaya akan CO2 berasal dari udara dan pembusukan tumbuh-tumbuhan
menguraikan mineral-mineral yang tidak stabil (olivin dan piroksin) pada batuan
ultra basa, menghasilkan Mg, Fe, Ni yang larut; Si cenderung membentuk koloid
dari partikel-partikel silika yang sangat halus. Didalam larutan, Fe
teroksidasi dan mengendap sebagai ferri-hydroksida, akhirnya membentuk
mineral-mineral seperti geothit, limonit, dan haematit dekat permukaan. Bersama
mineral-mineral ini selalu ikut serta unsur cobalt dalam jumlah kecil.
Larutan yang mengandung Mg, Ni, dan Si terus menerus
kebawah selama larutannya bersifat asam, hingga pada suatu kondisi dimana
suasana cukup netral akibat adanya kontak dengan tanah dan batuan, maka ada
kecenderungan untuk membentuk endapan hydrosilikat. Nikel yang terkandung dalam
rantai silikat atau hydrosilikat dengan komposisi yang mungkin bervariasi
tersebut akan mengendap pada celah-celah atau rekahan-rekahan yang dikenal
dengan urat-urat garnierit dan krisopras. Sedangkan larutan residunya akan
membentuk suatu senyawa yang disebut saprolit yang berwarna coklat kuning
kemerahan. Unsur-unsur lainnya seperti Ca dan Mg yang terlarut sebagai
bikarbonat akan terbawa kebawah sampai batas pelapukan dan akan diendapkan
sebagai dolomit, magnesit yang biasa mengisi celah-celah atau rekahan-rekahan
pada batuan induk. Dilapangan urat-urat ini dikenal sebagai batas petunjuk
antara zona pelapukan dengan zona batuan segar yang disebut dengan akar
pelapukan (root of weathering)
Proses
pengolahanbijiNikeldilakukanuntukmenghasilkanNikel matte
yaituprodukdengankadarNikel di atas 75 persen. Tahap-tahaputamadalam proses
pengolahanadalahsebagaiberikut:
a.
Pengeringan di
TanurPengeringbertujuanuntukmenurunkankadar air bijihlaterit yang
dipasokdaribagian Tambang danmemisahkanbijih yang berukuran 25 mm.
b.
KalsinasidanReduksi
di Tanuruntukmenghilangkankandungan air di dalambijih,
mereduksisebagianNikeloksidamenjadiNikellogam, dansulfidasi.
c.
Peleburan di
TanurListrikuntukmeleburkalsinhasilkalsinasi/reduksisehinggaterbentukfasalelehan
matte danterak
d.
Pengkayaan di
TanurPemurniuntukmenaikkankadar Ni di dalam matte darisekitar 27 persenmenjadi
di atas 75 persen
e.
GranulasidanPengemasanuntukmengubahbentuk
matte darilogamcairmenjadibutiran-butiran yang
siapdieksporsetelahdikeringkandandikemas.
E.
KegunaanNikel
Nikel banyak digunakan untuk hal-hal
berikut ini:
1. Merupakan logam putih perak keabuan, dapat ditempa, penghantar panas yang
baik dan tahan terhadap udara, tetapi tidak tahan terhadap air yang mengandung
asam sehingga banyak digunakan sebagi komponen pemanas listrik (nikrom) yang
merupakan campuran dari Ni, Fe, dan Cr.
2. Perunggu-nikel digunakan untuk uang logam.
3. Perak jerman (paduan Cu, Ni, Zn) digunakan untuk barang perhiasan.
4. Logam rasein (paduan Ni, Al, Sn, Ag) untuk barang perhiasan.
5. Pembuatan aloi, battery electrode, dan keramik.
6. Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat.
7. Pelapis besi (pernekel).
8. Sebagai katalis.
F.
DampakNikel
Paparan nikel dalam jumlah besar akan
memiliki konsekuensi sebagai berikut:
- Kemungkinan lebih tinggi mengalami
kanker paru-paru, kanker hidung, kanker laring, dan kanker prostat
- Sakit kepala dan pusing setelah
terpapar gas nikel
- Emboli paru
- Kegagalan pernapasan
- Janin lahir cacat
- Asma dan bronkitis kronis
- Reaksi alergi seperti ruam kulit,
terutama dari perhiasan
- Gangguan Jantung
Dampak Lingkungan Nikel
Nikel dilepaskan ke udara oleh
pembangkit listrik dan pembakar sampah yang kemudian mengendap di tanah atau
terserap tanah setelah reaksi dengan air hujan.Nikel juga dapat berakhir di air
permukaan saat menjadi bagian limbah sungai.Konsentrasi nikel yang tinggi pada
tanah berpasir dapat merusak tanaman dan konsentrasi nikel yang tinggi di
permukaan air dapat mengurangi tingkat pertumbuhan alga.Mikro organisme
berpotensi mengalami penurunan pertumbuhan karena kehadiran nikel, meskipun
mereka biasanya mampu mengembangkan resistansi terhadap nikel setelah beberapa
saat.Pada hewan, paparan nikel berlebih berpotensi menyebabkan berbagai jenis
kanker
2.
Kobalt
(Co)
Kobalt adalahsuatu unsurkimia dalam tabelperiodik yang memilikilambang Co dan nomor atom27.Elemen inibiasanyahanyaditemukandalambentukcampuran di
alam. Elemenbebasnya, diproduksidaripeleburanreduktif,
adalahlogamberwarnaabu-abuperak yang kerasdanberkilau.Ketersediaan:
unsurkimiakobaltersedia di dalambanyakformulasi yang mencakupkertasperak,
potongan, bedak, tangkai, dankawat.
A. SejarahKobalt
(Co)
Logam Cobalt baru mulai digunakan
pada abad 20, namun bijih Cobalt sesungguhnya telah digunakan ribuan tahun
sebelumnya sebagai pewarna biru pada gelas maupun berbagai perkakas dapur.
Sumber warna biru pada Cobalt dikenali pertama kali oleh G. Brandt (ahli kimia
Swedia) pada tahun 1735 yang mengisolasi logam tak murni yang diberi nama
Cobalt rex. Pada tahun 1780, T.O. Bergman menunjukan bahwa Cobalt rex
adalah unsur baru yang kemudian diberi nama turunan dari kata kohold
(bahasa Jerman) yanh artinya globin atau roh hantu
Cobalt ditemukan oleh Brandt pada tahun 1735.Pada 1735, seorang ilmuwan
Swedia, George Brandt, menunjukkan bahwa warna biru pada kaca berwarna
disebabkan adanya unsur baru bernama Cobalt. Sedangkan radioaktif Cobalt-60
ditemukan oleh Glenn T Seaborg dan Fohn livingood dari University of California
Berkeley pada akhir 1930-an.
B.
Sifat-sifatKobalt
Cobalt bersifat rapuh, logam
keras, menyerupai penampakan besi dan nikel. Cobal memiliki permeabilitas logam
sekitar dua pertiga daripada besi. Cobalt cenderung terdapat sebagai campuran
dua allotrop pada kisaran suhu yang sangat lebar. Transformasi antara dua
bentuk ini bersifat lembam dan ditemukan dengan variasi tinggi sebagaimana
dilaporkan pada sifat fisik cobalt.
Unsur kimia cobalt juga merupakan suatu unsure dengan sifat rapuh agak
kerasdan mengandung metal serta kaya sifat magnetis yang serupa setrika. Unsur
kimia cobalt adalah batu bintang. Deposit bijih. Cobalt-60 ( 60Co) adalah suatu
isotop yang diproduksi menggunakan suatu sumber sinar ( radiasi energi tinggi).
Unsur kimia/cobalt mewarnai gelas/kaca serta memiliki suatu keindahan warna
kebiruan.
a. Sifat Fisika logam Cobalt :
1) Logam berwarna abu–abu
2) Sedikit magnetis
3) Melebur pada suhu 14900C dan mendidih pada suhu 35200C
4) Memiliki 7 tingkat oksidasi yaitu -1, 0, +1, +2, +3, +4 dan +5
5) Cobalt memiliki permeabilitas logam sekitar dua pertiga daripada besi.
b. Sifat Kimia logam Cobalt :
1) Bereaksi lambat dengan asam encer menghasilkan ion dengan biloks +2
2) Pelarutan dalam asam nitrat disertai dengan pembentukan nitrogen oksida,
reaksi yang terjadi adalah :
Co + 2H+ → Co2+ + H2
3Co + 2HNO3 + 6H+ → 3Co2+ + 2NO+ 4H2O
3) Kurang reaktif
4) Dapat membentuk senyawa kompleks
5) Senyawanya umumnya berwarna
6) Dalam larutan air, terdapat sebagai ion Co2+ yang
berwarna merah
7) Senyawa–senyawa Co (II) yang tak terhidrat atau tak
terdisosiasi berwara biru.
8) Ion Co3+ tidak stabil, tetapi
kompleks–kompleksnya stabil baik dalam bentuk larutan maupun padatan.
9) Kompleks-kompleks Co (II) dapat dioksidasi menjadi
kompleks–kompleks Co (III)
10) Bereaksi dengan hidogen sulfida membentuk endapan hitam
11) Tahan korosi
C.
PersenyawaanKobalt
a) Oksida
Cobalt (II) Oksida merupakan senyawa padatan berwarna hijau dibuat melalui
pemanasan Cobalt(II) karbonat atau nitrat pada suhu 11000C. Reaksi
ini harus dilakukan dalam ruang bebas oksigen, reaksinya sebagai berikut :
CoCO3 → CoO + CO2
2Co(NO3)2 → 2CoO + 4NO2 +O2
Cobalt(II) Oksida mempunyai struktur NaCl. Pada pemanasan 400–5000C
dalam udara dihasilkan senyawa Co3O4. Beberapa oksida
lain yang dikenal antara lain Co2O3, CoO2 dan
oksoCobalttat (II) merah Na10[Co4O9].
b) Halida
Halida anhidrat CoX2 dapat dibuat dengan dehidrasi dari hidrat
halida dan untuk CoF2 dibuat dengan mereaksikan antara HF dengan
CoCl2. Halida klor berwarna biru terang. Reaksi dari flourida atau
senyawaan flourinasi lain pada Cobalt halida pada temperatur 300 – 4000C
menghasilkan Cobalt(III) flourida yang merupakan senyawa berwarna coklat gelap
yang umumnya digunakan sebagai zat flourinasi. Cobalt(III) flourida dapat
direduksi oleh air. Senyawa yang sederhana misalnya CoF3 yang berupa
padatan coklat mudah bereaksi dengan air menghasilkan oksigen.
c) Sulfida
Dibentuk dari larutan Co2+ yang direaksikan dengan H2S
membentuk endapan CoS berwarna hitam.
Co2+ + H2S → CoS + 2H+
d) Garam
Bentuk garam Cobalt(II) yang paling sederhana dan merupakan garam hidrat.
Semua garam hidrat Cobalt berwarna merah atau pink dari ion [Co(H2O)6]2+
yang merupakan ion terkoordinasi oktahedral.
Cobalt(II) hidroksida bersifat amphotir bila dilarutkan dalam hidroksida
pekat membentuk larutan berwarna biru yang mengandung ion [Co(OH)4]2-.
Bentuk garam Cobalt(III) sangat sedikit, garam flourida hidrat berwarna hijau
CoF3.5H2O dan hidrat sulfat berwarna biru Co2(SO4)3.18H2O.
D.
PembuatanKobalt
Unsur cobalt di alam selalu
didapatkan bergabung dengan nikel dan biasanya juga dengan arsenik. Mineral
cobalt terpenting antara lain Smaltite (CoAs2), cobalttite (CoAsS) dan Lemacite
( Co3S4 ). Sumber utama cobalt disebut “Speisses” yang merupakan sisa dalam
peleburan bijih arsen dari Ni, Cu, dan Pb.
Unsur cobalt diproduksi ketika
hidroksida hujan, akan timbul hipoklorit sodium ( NaOCl) . Berikut reaksinya :
2Co2+(aq) + NaOCl(aq) + 4OH-(aq) + H2Oà 2Co(OH)3(s) + NaCl(aq)
Cobalt Trihydroxide Co(OH)3 yang dihasilkan kemudian dipanaskan untuk membentuk
oksida dan kemudian ditambah dengan karbon sehingga terbentuklah unsur kobalt
metal. Berikut reaksinya :
2Co(OH)3 (heat) Co2O3 + 3H2O
2Co2O3 + 3Cà4Co(s) + 3CO2(g)
E. KegunaanKobalt
Adapun kegunaan dari logam cobalt adalah sebagai berikut :
1) Dapat dicampur dengan besi, nikel dan batang-batang rel lain
untuk membuat Alnico, suatu campuran logam memiliki kekuatan magnetis yang
banyak digunakan mesin jet dan turbin gas mesin/motor.
2) Alloy stellit, mengandung kobal, khrom, dan wolfram,
yang bermanfaat untuk peralatan berat, peralatan yang digunakan pada suhu
tinggi, maupun peralatan yang digunakan dengan kecepatan tinggi.
3) Digunakan sebagai
bahan baja tahan-karat dan baja magnit.
4) Digunakan di dalam campuran logam untuk turbin gas
generator dan turbin pancaran.
5) Digunakan di dalam menyepuh listrik oleh karena
penampilannya, kekerasan, dan perlawanan ke oksidasi.
6) Digunakan untuk
produksi warna biru permanen dan brilian untuk porselin, gelas/kaca,
serta barang tembikar, pekerjaan ubin dan email.
7) Logam Cobalt
mempunyai kekuatan magnetis yang sering digunakan di berbagai sektor industri.
Contohnya untuk bahan magnit pada loudspeaker atau mikrofon serta bahan baja
tahan karat dan baja magnit.
8) Cobalt-60, merupakan artifical isotop, dimana sebagai
suatu sumber sinar penting, dan secara ekstensif digunakan sebagai agen
radiotherapeutic. Cobalt-60 dapat memancarkan sinar gamma yang mampu membunuh
virus, bakteri, dan mikroorganisme patogen lainnya tanpa merusak produk.
Cobalt-60 digunakan untuk mengiradiasi sel kanker. Dengan dosis radiasi
tertentu yang terkendali, maka sel kanker akan terbunuh, sedangkan sel normal
tidak akan terpengaruh dan akan bertahan terhadap radiasi.
9) Digunakan
sebagai campuran pigmen cat.
F.
Tingkat BahayaPenggunaanKobalt
1 Toksisitas
kobalt cukup rendah dibandingkan dengan logam lain dalam tanah.
2. Hewan diberikan kobalt klorida perorally atau melalui suntikan menunjukkan
konsentrasi yang lebih tinggi dalam hati, dengan konsentrasi agak rendah di
ginjal dan limpa.
3. Kobalt garam terhirup menyebabkan iritasi pernafasan mungkin menyebabkan
oedema paru (pneumonia kimia) pada hewan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar